Percepat Penanganan PMK, Banyuwangi Gandeng Stakeholder dan Jalankan Inovasi K-POP

$rows[judul]

Banyuwangi, PesanTrend.co.id – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi terus mempercepat penanganan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak dengan menggandeng berbagai stakeholder. Upaya ini melibatkan kolaborasi aktif antara Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertapangan) Banyuwangi dengan organisasi profesi dan aparat kewilayahan, serta penguatan pelayanan melalui inovasi lapangan bertajuk K-POP (Kelilingi Pelayanan Obati Penyakit).

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dan Veteriner Dispertapangan Banyuwangi, drh. Nanang Sugiharto menjelaskan, percepatan dilakukan dengan melibatkan Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI), Perhimpunan Paramedik Veteriner Indonesia (Paravetindo), serta pendampingan dari aparat TNI-Polri di tingkat desa seperti Babinsa dan Bhabinkamtibmas.

“Kolaborasi ini penting untuk memperluas jangkauan pelayanan. Kami tidak bisa bekerja sendiri, karena wilayah Banyuwangi luas dan peternakan tersebar. Maka kami libatkan stakeholder yang kompeten dan memiliki akses langsung ke masyarakat,” ujar drh. Nanang, Selasa (24/6/2025).

Baca Juga :

Pendekatan lintas sektor ini dipadukan dengan inovasi lapangan K-POP (Kelilingi Pelayanan Obati Penyakit), yaitu layanan aktif jemput bola ke kandang-kandang milik peternak. Dalam program ini, tim gabungan mendatangi langsung lokasi peternakan untuk melakukan vaksinasi, pemeriksaan kesehatan hewan, penyemprotan desinfektan, serta edukasi tentang pencegahan PMK.

“Melalui K-POP, petugas hadir langsung ke kandang, memberikan penanganan langsung dan sekaligus membangun kepercayaan peternak terhadap upaya pencegahan yang dilakukan pemerintah,” tambahnya.

Selain vaksinasi, program K-POP juga difokuskan pada penerapan biosekuriti dan penyebaran informasi mengenai gejala klinis PMK. Petugas memberikan panduan teknis tentang kebersihan kandang, penggunaan alat pelindung diri, serta tata cara pelaporan jika ditemukan hewan yang sakit.

Dengan populasi ternak yang cukup besar  meliputi 2.765 ekor sapi, 13.834 kambing, dan 12.417 domba, langkah responsif dan terstruktur seperti ini dinilai krusial untuk meminimalkan risiko penyebaran PMK di wilayah Banyuwangi.

“Kami mengapresiasi peran dokter hewan, paramedis, aparat desa, dan semua pihak yang sudah terlibat. Inovasi K-Pop ini akan terus kami jalankan sebagai bentuk pelayanan langsung ke masyarakat,” pungkas drh. Nanang. (amn)