Banyuwangi - Hujan deras yang mengguyur kota Banyuwangi belakangan ini membawa kisah pilu bagi masyarakat korban terdampak banjir. Paling tidak ada dua sungai yang kerap kali banjir jika hujan deras mengguyur daerah hulu, yakni kali Bagong dan Kalilo. Dua sungai yang masuk kawasan kota itu, sering kali meluap kala hujan deras. Tak hanya masyarakat terdampak banjir yang sibuk menyelamatkan diri dan barang barangnya, ada tim "Avatar" yang sudah harus siaga on call jika hujan deras mengguyur lebih dari satu jam.
Tim avatar merupakan julukan bagi pagi petugas dinas PU Pengairan. Avatar sendiri merupakan salah satu tokoh film kartun yang menguasai ilmu pengendali air. Dibawah instruksi Kepala Dinas PU Pengairan H. Guntur Priambodo dan sekretaris dinas PU Pengairan Ahmad Riza Al Fahroby, tim avatar selalu siaga memantau kondisi cuaca dan beberapa aliran sungai. Dikala masyarakat berdiam diri di dalam rumah, petugas PU Pengairan justru harus rela diguyur air hujan memantau aliran sungai guna mengantisipasi dan mengambil tindakan saat banjir melanda. tak jarang, dari sore hingga malam hari mereka harus berjibaku dengan air hujan bersama masyarakat membersihkan bekas banjir maupun mendistribusikan makanan kepada masyarakat terdampak banjir.
Hingga saat ini, pemerintah kabupaten Banyuwangi melalui Dinas PU Pengairan masih terus mencari solusi untuk mengatasi banjir di kabupaten Banyuwangi. Skema solusi jangka pendek, menengah, dan jangka panjang terus dilontarkan dan di evaluasi efektivitasnya. Meski belum mapu mengatasi persoalan banjir itu, namun tim Avatar tidak pernah putus asa untuk memberikan yang terbaik pada masyarakat.
Baca Juga :Beberapa alternatife solusi yang ditawarkan, terkandang terkendala kondisi dan lokasi. Misal, usulan normalisasi di kawasan kali lo dan kali bagong di daerah hulu terkendala sempitnya lokas dan padatnya perumahan yang tidak memungkinkan alat berat untuk bisa turun ke sungai. Pembongkaran break water di kawasan Kelurahan Kepatihan yang awalnya menjadi solusi pun belum mampu mengatasi persoalan banjir yang sudah menjadi langganan warga disekitar bantaran sungai.
Akhir akhir ini kota Banyuwangi dan beberapa daerah lainnya di Banyuwangi seringkali di landa banjir, apalagi jika hujan turun deras lebih dari satu jam. Apalagi jika di daerah hulu seperti Licin, Songgon, Sempu dan Kalibaru hujanyang turun sangat deras. Beberapa kalangan menilai, penyebab banjir terdapat beberapa faktor diantaranya :
1. Banyaknya hutan gundul didaerah hulu akibat dari alih fungsi lahan dari tanaman hutan atau tanaman pohon keras/tahunan menjadi tanaman perkebunan atau pertanian seperti tebu dan jagung
2. Kurang baiknya drainase di wilayah perkotaan
3. Terdapat pendangkalan sungai di hampir semua aliran sungai akibat dari peninggian atau penebalan sedimen
4. Berkurangnya luasan resapan atau tangkapan air didaerah hilir karna banyaknya lahan resapan seperti lahan pertanian berubah menjadi kawasan permukiman. Perubahan dari tanah yang dilapisi beton, berakibat air tidak bisa langsung di serap tanah. Akibatnya air akan menggenang atau mengalir ke daerah yang lebih rendah tanpa bisa meresap ke dalam tanah.
Karnanya penyelesaian persoalan banjir tidak bisa dilakukan secara instant dan parsial. Skema penyelesaian jangka pendek, menengah, dan panjang yang disusun oleh dinas PU Pengairan kabupaten Banyuwangi berbasis kondisi tentunya sangat tepat. Namun, tidak bisa hanya diatasi oleh satu dinas saja. Sekuat dan sehebat hebatnya tim avatar, tidak akan mampu menyelesaikan persoalan banjir tanpa didukung oleh kebijakan dari dinas dinas yang lain.
Kebijakan Bupati sangat di butuhkan dalam mencari solusi yang terintegrasi dan berkesinambungan. Dukungan politik dari DPRD Banyuwangi pun sangat sangat menentukan penyelesaian masalah banjir di Banyuwangi. Tak hanya dukungan politik dan kebijakan, dukungan anggaran pun juga mempengaruhi penyelesaian persoalan banjir di Banyuwangi. Terpenting dari itu semua adalah kerjasama antara pemerintah dan masyarakat untuk sama sama merawat aliran sungai dan juga bantaran sungai.