PesanTrend.co.id - Petani bawang merah di Desa Kedungwungu, Kecamatan Tegaldlimo memiliki cara jitu untuk pertaniannya. Mereka memutar otak agar produksi hasil panen bawang merah dapat meningkat.
Salah satunya menggunakan light trap atau perangkap lampu untuk mengendalikan hama. Light trap itu berupa lampu LED berwarna hijau di areal tanaman bawang merah.
Lampu-lampu tersebut akan mulai menyala pada malam hari. Tujuannya, menangkal kupu-kupu putih (kaper/grayak) yang menjadi hama utama tanaman bawang merah.
Baca Juga :Para petani menyebut teknik ini dengan Lautan Merah (Lampu Meningkatkan Produksi Bawang Merah). Meraka tergabung dalam Kelompok Petani Joyo Boyo yang telah menggunakan teknik ini di lahan seluas 7 hektar.
Ketua Poktan Tani Joyo, Hendro Kurniawan, menjelaskan penggunaan light trap sudah dilakukan sejak 2020. Awalnya, banyak petani yang mengeluhkan serangan hama kaper.
"Para petani hanya mengandalka penggunaan bahan pestisida untuk mengatasinya," ungkapnya.
Tapi, kata Hendro, harga pestisida sangat mahal. Selain itu juga berbahaya bagi lingkungan jika digunakan dalam jangka panjang.
"Akhirnya kami berinisiatif memasang lampu untuk menangkal serangan kaper," katanya.
Cara kerjanya, light trap terbukti mampu menarik perhatian hama datang. Kawanan kupu-kupu dan serangga lainnya itu hanya menempel pada lampu.
'Lampu ini sebagai repellent yang dipercaya dapat menarik perhatian kupu-kupu (kaper) sehingga mereka tidak hinggap dan bertelur di daun bawang," kata Hendro.
Karena, kata Hendro, saat kaper bertelur mampu menghasilkan 2000-3000 butir telur. Setelah menetas, telur akan menjadi ulat yang dapat merusak dan menghambat pertumbuhan tanaman bawang merah.
"Inilah musuh utama petani bawang merah. Makanya kita mencari cara agar kaper ini tidak sampai hinggap dan bertelur di tanaman kita," ujarnya.
Penerapan light trap saat ini telah dilakukan di lahan bawang merah seluas total 50 hektar se-Banyuwangi. Untuk mendorong produktivitas, Pemkab memberikan berbagai bantuan di antaranya berupa mulsa, NPK, dan pupuk organik kepada sejumlah kelompok tani.
Terbukti, hasil produksi bawang merah meningkat menghasilkan rata-rata 13 ton (2023), dari sebelumnya 10 ton per hektar (2022). Selain itu, penggunaan pestisida juga berkurang hingga 40 persen sehingga mampu menekan biaya produksi petani. (amn)