PesanTrend.co.id – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mengandalkan burung hantu jenis Tyto alba sebagai solusi alami untuk menekan populasi hama tikus di areal persawahan. Bukan tanpa alasan, burung ini memiliki karakteristik unik yang menjadikannya predator andal di malam hari.
Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, Ilham Juanda, menjelaskan bahwa Tyto alba memiliki sejumlah keunggulan biologis yang membuatnya sangat efektif sebagai pengendali hama. Dengan kemampuan terbang senyap dan penglihatan tajam dalam gelap, burung ini mampu memburu mangsanya tanpa terdeteksi.
“Burung hantu jenis ini bisa mendengar suara tikus dari jarak hingga 500 meter. Ia mampu terbang cepat, menyergap tanpa suara, dan menyerang dengan presisi tinggi,” ujar Ilham, Selasa (3/6/2025).
Baca Juga :Burung hantu Tyto alba dikenal dengan wajah berbentuk hati yang khas dan warna bulu yang cenderung terang. Postur tubuhnya ramping, dan bobotnya relatif ringan, membuatnya lincah saat berburu. Dalam kondisi alamiah, satu ekor burung hantu mampu memakan 2 hingga 4 ekor tikus per malam, dan bahkan membunuh lebih dari 10 ekor.
“Sepasang burung ini bisa menjangkau hingga 25 hektare lahan. Itu sebabnya, kami nilai sangat efisien sebagai solusi non-kimiawi,” tambahnya.
Dalam program pengendalian hama ini, Pemkab Banyuwangi telah melepas 421 ekor Tyto alba hasil budidaya kelompok tani, serta membangun 557 unit rumah burung hantu (rubuha) yang disebar di seluruh kecamatan sentra padi.
Burung hantu ini juga dikenal dengan tingkat adaptasi tinggi terhadap lingkungan pertanian. Mereka akan datang dengan sendirinya ke area yang populasi tikusnya tinggi, selama tersedia sarang yang sesuai dan minim gangguan.
“Kami tinggal pasang rubuha di lokasi rawan tikus, dan burung hantu akan menetap. Mereka berkembang biak secara alami dan membantu menjaga ekosistem,” jelas Ilham.
Kehadiran Tyto alba terbukti efektif dan mendapat dukungan dari para petani. Selain menekan serangan tikus, burung ini juga menjadi simbol pemulihan ekosistem pertanian yang ramah lingkungan.
Dengan kemampuan alaminya, burung hantu Tyto alba kini bukan hanya sekadar satwa liar malam hari, melainkan bagian penting dari sistem pertanian berkelanjutan di Banyuwangi. (amn)