Banyuwangi, PesanTrend.co.id – Meski pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertapangan) Banyuwangi terus menggencarkan upaya pencegahan penyakit mulut dan kuku (PMK), para peternak hingga kini belum mendapatkan insentif atau bantuan langsung sebagai bentuk dukungan atas dampak yang mereka hadapi.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dan Veteriner Dispertapangan Banyuwangi, drh. Nanang Sugiharto mengakui bahwa saat ini program penanganan PMK masih fokus pada vaksinasi, biosekuriti, serta edukasi peternak melalui kegiatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE). Namun, belum ada skema insentif finansial atau kompensasi untuk peternak terdampak.
“Memang sampai saat ini belum ada insentif khusus untuk peternak yang terdampak atau yang telah melaksanakan langkah pencegahan seperti vaksinasi dan desinfeksi. Fokus kami masih pada pengendalian teknis di lapangan,” kata drh. Nanang, Jumat (28/6/2025).
Baca Juga :Dalam kegiatan KIE yang dilakukan petugas, peternak terus diimbau untuk melakukan vaksinasi secara lengkap, tidak memasukkan ternak baru tanpa karantina, serta rutin melakukan desinfeksi kandang. Namun sebagian peternak berharap ada bentuk penghargaan atau bantuan langsung untuk mendukung beban biaya operasional pencegahan tersebut.
“Kesadaran peternak terus kami bangun, tapi tentu akan lebih kuat jika ada insentif atau bantuan yang bisa meringankan beban mereka,” tambah drh. Nanang.
Hingga saat ini, program vaksinasi PMK di Banyuwangi telah menjangkau lebih dari 15.000 ekor ternak. Namun dengan populasi ternak yang cukup besar terdiri dari ribuan ekor sapi, kambing, dan domba dukungan non-teknis seperti bantuan logistik, insentif, atau kompensasi dinilai penting untuk menjaga semangat peternak dalam menghadapi ancaman PMK.
“Kami berharap ke depan ada perhatian lebih lanjut dari pemerintah pusat maupun provinsi, terutama dalam bentuk bantuan langsung untuk peternak agar mereka merasa lebih terlindungi,” pungkasnya. (amn)